IMPLEMENTASI SUBNETTING

A.Pendahuluan
oke broo pada kesempatan kali ini saya akan berbagi tentang ip / subnetting gays

1.Pengertian

Subnetting adalah upaya/proses untuk memecah sebuah network dengan jumlah host yang cukup banyak, menjadi beberapa network dengan jumlah host yang lebih sedikit. Gunanya Subnetting untuk menentukan batas network ID dalam suatu subnet, Memperbanyak jumlah network (LAN), Mengurangi jumlah host dalam satu network, untuk mengurangi tingkat kongesti (gangguan/ tabrakan) lalulintas data dalam suatu network.

2.Latar Belakang

Subnetting merupakan bekal yang harus dimiliki dan dikuasai untuk masuk ke dunia IT

3. Maksud dan Tujuan


  • Mengajarkan  subneting IP Address kepada pembaca
  • Menjelaskan cara menghitung Subnet dari kelas A,B dan C

4. Hasil yang Diharapkan

Dapat menguasai ilmu subnetting dan mengajarkannya.

B. Jangka waktu pelaksanaan

Jam 08.00 sampai 16:00

C. Proses dan Tahapan Pekerjaan

Sebelum masuk peghitungan subnet kalian harus memahami tabel berikut agar mudah memahami.

Subnetting dilakukan pada saat konfigurasi interface. Penerapan subnet mask pada IP Address akan mendefinisikan 2 buah address baru, yakni Network Address dan Broadcast Address. Network address didefinisikan dengan menset seluruh bit host berharga 0, sedangkan broadcast address dengan menset bit host berharga 1. Seperti yang telah dijelasakan pada bagian sebelumnya, network address adalah alamat network yang berguna pada informasi routing. Suatu host yang tidak perlu mengetahui  address seluruh host yang ada pada network yang lain. Informasi yang dibutuhkannya hanyalah address dari network yang akan dihubungi serta gateway untuk mencapai network tersebut.

Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu?   Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah : 11111111.11111111.11111111.00000000  (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT. Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:

KELAS A KELAS B KELAS C
255.0.0.0 255.255.0.0/16 255.255.255.0/24
255.128.0.0/9 255.255.128.0/17 255.255.255.128/25
255.192.0.0/10 255.255.192.0/18 255.255.255.192/26
255.224.0.0/11 255.255.224.0/19 255.255.255.224/27
255.240.0.0/12 255.255.240.0/20 255.255.255.240/28
255.248.0.0/13 255.255.248.0/21 255.255.255.248/29
255.252.0.0/14 255.255.252.0/22 255.255.255.252/30
255.254.0.0/15 255.255.254.0/23 255.255.255.254/31
Nb : Subnetmask/CIDR

Sebuah network mask membantu kita untuk mengetahui yang mana bagian untuk network dan yang mana bagian untuk node. Class A, B, danC mempunyai default masks, yang sering disebut juga natural masks, yaitu:
–Class A: 255.0.0.0
–Class B: 255.255.0.0
–Class C: 255.255.255.0
Untuk melakukan subnet pada suatu network, tambahkan natural mask dengan beberapa bit yang diambil dari bagiannya host ID  untuk membuat sebuah subnet workID. Misal suatu Class C network  204.17.5.0 yang mempunyai suatu natural mask 255.255.255.0, kita dapat membuat contoh subnet seperti berikut:
204.17.5.0 = 11001100.00010001.00000101.00000000
255.255.255.224 = 11111111.11111111.11111111.11100000
Dengan membuat mask menjadi 255.255.255.224, kita telah mengambil bagian dari host address (3 bit)
Dan dibuat untuk subnet. Dengan 3 bit ini , memungkinkan kita membuat 8 subnets. Dengan sisa 5  host ID bits, masing-masing subnet dapat mempunyai sampai dengan 32 alamat host, hanya 30 yg dapat dipakai untuk node, karena 0 semua (0)  dan1 semua (255) tidak bisadigunakan. 0 semua untuk alamat network, 1 semua untuk keperluan broadcast. Berikut adalah alaamt subnetwork-subnetwork yang dapat dipakai dengan mengambil 3 bit tadi:
  • 204.17.5.0 -255.255.255.224 host address range 1 to 30
  • 204.17.5.32 -255.255.255.224 host address range 33 to 62
  • 204.17.5.64 -255.255.255.224 host address range 65 to 94
  • 204.17.5.96 -255.255.255.224 host address range 97 to 126
  • 204.17.5.128 -255.255.255.224 host address range 129 to 158
  • 204.17.5.160 -255.255.255.224 host address range 161 to 190
  • 204.17.5.192 -255.255.255.224 host address range 193 to 222
  • 204.17.5.224 -255.255.255.224 host address range 225 to 254
mask 255.255.255.224 dapat disebut juga sebagai /27 karena menggunakan 27 bits untuk mask.  Dengan cara ini network dapat dituliskan dalam bentuk notasi prefix/length. contohnya,  204.17.5.32/27 sama dengan 204.17.5.32/255.255.255.224
Contoh Soal tentang Subnet :
  1. subnetmask apa yang sebaiknya digunakan dengan batasan jumlah host atau subnet yang ditentukan dalam soal. Untuk menjawab soal seperti ini kita gunakan rumus menghitung jumlah host per subnet, yaitu 2y – 2, dimana y adalah banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnetmask. Dan apabila yang ditentukan adalah jumlah subnet, kita menggunakan rumus 2x pada oktet terakhir subnetmask.
  1. Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
  • Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet.
  • Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host.
  • Blok Subnet = 256 – 192 (192 adalah nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi total subnetnya adalah 0, 64, 128, 192.
  • Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192
Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193
Host Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254
Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255
  1. kita coba satu soal untuk Kelas B dengan network address  172.16.0.0/18.
Analisa:
172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18  berarti :
11111111.11111111.11000000.00000000  (255.255.192.0).
Penghitungan:
  • Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya    binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4   subnet
  • Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
  • Blok Subnet = 256 – 192 (192 adalah nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64    + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi total subnetnya adalah 0, 64, 128, 192.
  • Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet 172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0 172.16.192.0
Host Pertama 172.16.0.1 172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1
Host Terakhir 172.16.63.254 172.16.127.254 172.16.191.254 172.16.255.254
Broadcast 172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255 172.16..255.255
  1. Bagaimana dengan network  address 172.16.0.0/25.
Analisa:
172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25  berarti :
11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
– Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
– Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
– Blok Subnet = 256 – 128 = 128.
– Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet 172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 172.16.255.128
Host Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 172.16.255.129
Host Terakhir 172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 172.16.255.254
Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 172.16.255.255
  1. Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama  saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa:
10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16  berarti :
11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
  • Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
  • Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65.534 host
  • – Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya:    0,1,2,3,4, etc.
  • Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0 10.254.0.0 10.255.0.0
Host Pertama 10.0.0.1 10.1.0.1 10.254.0.1 10.255.0.1
Host Terakhir 10.0.255.254 10.1.255.254 10.254.255.254 10.255.255.254
Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 10.254.255.255 10.255.255.255
D. Hasil yang Didapatkan

Memahami subnetting IP Address

E. Temuan masalah

kesulitan memahami  banyaknya host dalam setiap blok subnet kelas A dan B

F. kesimpulan yang Didapatkan

Subnetting merupakan metode pembagian Ip address agar tidak terjadi tabrakan pada lalu lintas jaringan.
 
G. Referensi

http://www.techrepublic.com/blog/data-center/ip-subnetting-made-easy-125343/

wassalamu'alaikum wr. wb.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »